Showing posts with label malang. Show all posts
Showing posts with label malang. Show all posts

Friday, April 16, 2010

Sebentuk rasa yang tidak terungkap (Tahu Campur P.Iwan-Malang)

Posting kali ini lebih dikarenakan iri dengan teman-teman yang rajin banget posting di blognya. Padahal kadang yang di posting hanya hal yg remeh temeh, tapi mungkin dari yang remeh temeh ini orang menemukan sesuatu yang berbeda.
Yah, pada akhirnya sih ada bagusnya juga, aku jadi ada pemicu untuk kembali mengisi blog yang memang sangat suka-suka aku isi.
Ini gambar-gambar left over dari kunjungan terakhirku ke Malang. Tentang sesuatu yang remeh temeh mungkin bagi sebagian orang, tapi kubilang cuku unik, karena cuma ada di Malang.
Posisi tempat mangkal tahu campur inipun aku sudah lupa, next time aku janji akan melengkapi. Sebuah tempat makan yang sederhana, yang kuhampiri saat kembali dari berkeliling Kota Malang mencari tempat-tempat yang bisa dijadikan tujuan "City Tour"
Bagi anda yang secara tidak sengaja menemukan Warung Tenda Tahu Campur Pak Iwan ketika berkeliling Malang, jangan ragu untuk mampir. Anda akan dikagetkan dengan suatu sensasi rasa yang berbeda. Kalau di Jawa Barat agak mirip dengan Toge Goreng sebetulnya, tapi rasanya berbeda. Racikan yang terdiri dari Tahu, Mie dan beberapa jenis sayuran lalu disiram dengan bumbu khusus yang rasanya agak seperti bumbu tauco, tapi tidak serupa. Yah, untuk lebih pastinya, silahkan mencoba...




Poto 1&2 diambil oleh saya sendiri

Sunday, February 21, 2010

Arboretum Sumber Brantas





Kunjungan ke Malang kali ini cukup panjang waktunya. Hari pertama aku mengunjungi Arboretum Sumber Brantas yang berada di bawah pengelolaan Jasa Tirta 2.
Definisi Arboretum berdasar wikipedia.

"An arboretum is a collection of trees. Related collections include a fruticetum (from the Latin frutex, meaning shrub), and a viticetum, a collection of vines. More commonly today, an arboretum is a botanical garden containing living collections of woody plants intended at least partly for scientific study. An arboretum specialising in growing conifers is known as a pinetum.

Kalau pengertian dari wikipedia Indonesia adalah sbb,
"Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan. Kebun botani (atau taman botani) adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung."


Arboretum Sumber Brantas terletak lebih kurang 18 km sebelah utara kota Batu tepatnya di Dukuh Sumber Brantas, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; dan merupakan lokasi salah satu mata air Kali Brantas yang selanjutnya mengalir melalui kota Malang, Blitar, Kediri, Jombang, Mojokerto, Surabaya dan bermuara di selat Madura.
Arboretum Sumber Brantas terletak di sebelah timur kaki Gunung Anjasmoro, dengan gambaran secara umum sebagai berikut : Ketinggian : ±1.500 m (dpl), Curah hujan rata-rata : ± 2.500 mm/thn, Temperatur harian rata-rata : 10,22 o C, Debit mata air rata-rata : 2,5 liter/det, Luas Arboretum : ± 12 Ha, Jenis tanah : andosol dengan tekstur debu dan strukturnya remah, solum tebal, sifat tanah : agak asam.
Lokasi berada pada jalur jalan provinsi yang menghubungkan kota Batu dan Pacet Kabupaten Mojokerto dan sekarang adalah jalur alternative Malang - Surabaya.
Berdekatan dengan taman wisata air panas Cangar.

Lokasi yang cukup tingg ini membuat Arboretum ini memiliki iklim lokal yang cukup dingin, ini membuat saya sangat betah. Kehijauan dan kesejukan yang ditawarkan sangat membuat pengunjung ingin berlama-lama menikmatinya.




Jumlah pohon yang telah ditanam di Arboretum sampai dengan saat ini telah mencapai lebih kurang 3.200 pohon, dengan jenis-jenis tanaman sebagai berikut : Kaju manis (Cinnanonum burmanii), Kayu Putih (Eucalyptus sp), Gagar (Fraxinus griffiti), Cemara duri (Araucaria sp), Cemara gunung (Casuarina junghuhniana), Kina (Chinchona sp.), Cempaka/Locari (Michelia champaka), Sengon (Paraserianthes falcataria), Pinus (Pinus merkusii), Elo (Ficus glomerata), Klampok (Eugenia sp.), Pule (Alstonia sp.), Beringin (Ficus benjamina), Dadap Duri (Erythrina sp ), Bendo (Entada phaseoloides), Dadap minyak (Erythrina sp.), Klerek(Curciligo sp), Mahoni (Swietenia mahagoni), Mindi (Melia azedarachta), Salam (Eugenia polyantha), Tarena (Tarenna laxiflora), Wadang (Pterospermum javanicum), Damar (Agathis alba), Kemi (Aleurites moluccana), Bottle brush (Callistemon sp), Cannon ball (Couroupita geuanensis), Kokrok (Curciligo archioides), Kesek tanjang (Dodoneae angustifolia), Juwet (Eugenia cumini), Ketapang (Ficus pandurata), Tanjung (Mimusop elengi), Apokat (Persea americana), Puspa (Schima noronhae), Suren (Toona sureni), dan lain-lain.
Aku yang memang tidak terlalu paham dengan flora cukup senang bisa memandangi kehijauan dan juga warna-warni bungan yang terhampar di depan mata. Jalan setapak dari semen yang sudah dipenuhi lumut hijau juga membuatku terpana. Semuanya sangat memanjakan mata dan menyejukkan hati.
Akupun berjanji dalam hati untuk selalu membawa kehijauan dan kesejukan arboretum ini dimanapun ku berada.

photo 2: Jogging Track by Yudi
photo 1: Maket Arboretum, koleksi
photo 3: Dandelion, by yudi
photo 4+5: area arboretum


"

Tuesday, December 29, 2009


“There are memories & there are places
There are warms feeling & there are people
But, sometimes in life…
We come by something that has all of these in one
Something that makes us feel good
Something we always want to come back to
Something we can call “Paradiso”


Tahun ini adalah tahun yang begitu berarti buatku. Bukannya ingin melemahkan arti tahun2 lainnya.
Di Tahun ini genap setahun aku merajut harapan bersama seorang laki-laki yang begitu sempurna untukku. Sempurna bukan berarti tanpa hambatan dan tantangan. Hubungan yang dibangun dari kesadaran diri akan kekurangan dan kekaguman akan satu sama lain. Hubungan yang dimulai dari langkah pertama dan terus berlanjut ke langkah-langkah berikut yang begitu sarat makna. Walaupun perjalanan kami belum sampai pada tujuan, tapi kami menikmati tiap-tiap detiknya.
Tahun ini juga merupakan tahun yang cukup berat dalam pekerjaanku. Pekerjaan yang cukup kusukai sebetulnya. Tapi, ketika semua harus berbenturan dengan system yang belum tertata, organisasi yang kurang baik komunikasinya dan hal-hal lain yang tidak dapat aku toleransi lagi. Hal ini cukup membuat syaraf-syaraf otak dan ketenangan jiwa yang sangat kuinginkan terjaga menjadi sangat terganggu. Kalau orang bilang “bikin stress”.
Ketika himpitan pekerjaan ini membuatku ingin meledak, aku mengirimkan sms ke seorang kerabat di Malang yang berisi keinginanku untuk mendapatkan masa menenangkan diri. Aku mendapatkan sms jawaban yang berbunyi,
“Sudah, ga usah pake mikir, berangkat aja sekarang, ga usahmikir akomodasi selama di Malang.”
Ada rasa haru dalam dada, menyadari bahwa masih ada kerabat yang peduli dan memahami kesusahanku. Kuakui bahwa selama aku bekerja di Bogor aku memang sangat jarang aktif dalam komunitas yang selama ini memang menjadi salah satu balance dalam keseharianku. Terjerat dalam rutinitas yang cukup intens baik secara fisik maupun mental membuatku kelelahan. Aku menyadari terjadi perubahan dalam diriku yang bagiku sangat tidak baik.
Setelah mengabarkan ke sayangku yang tengah liputan di timur Kalimantan, akupun mulai mencari tiket. Inginnya masih dapat tiket pesawat, tetapi ternyata sudah habis. Aku cek Gajayana tiketnya melambung ke angka 370rb, mungkin karena long weekend. Hampir saja rencanaku gagal, kalau tidak karena kawan yang secara tidak sengaja kontak bersedia menemaniku naik kereta ekonomi Matar Maja.
Maka meluncurlah kami ke Malang ari stasiun Senen pukul 14.00 dengan sarana angkutan rakyat. Sebetulnya angkutan kereta ini bisa dibilang cukup untuk kami yang terbiasa backpacking dan menempatkan kenyamanan di nomer sekian dalam perjalanan yg kami lakukan. Mendapatkan gerbong paling belakang menyatu dengan penumpang-penumpang lain yg kebanyakan adalah pekerja kasar di Jakarta. Pastinya bisa dibayangkan bagaimana mereka memperlakukan kereta murah meriah ini (harga karcisnya Rp.51.000,-). Mereka makan, merokok, tidur, pokonya semuanya bisa dilakukan dengan merdeka di dalam gerbong kereta. Belum lagi pedagang asongan yang lalu lalang menjajakan jualannya dari makanan kecil, kopi, pop mie, sampai ke kipas, penganan utk oleh2, pipa rokok, pokoknya komplit deh.
Pengennya sih bisa istirahat selama perjalanan, tapi dengan begitu banyak gangguan, maka Cuma tidur-tidur ayam yg bisa kulakukan. Berbeda dengan teman seperjalananku yang memang cukup bisa membiasakan diri untuk tidur dimanapun dan dalam kondisi apapun. Saya cukup iri melihat dia dapat tidur dengan enaknya.


Dua hari liburan di Malang kami isi dengan ngopi, ngobrol-ngobrol ringan, bertemu kawan-kawan, menikmati sunrise di Bromo, ngopi sambil kongkow lagi. Memang inilah yang kuharapkan untuk liburan kali ini. A real getaway dari segala kelelahan yang kurasakan. Kami sangat menikmati liburan yang begitu santai dan tidak ter-jadwal ini. Yang terpenting adalah menghabiskan waktu bersama kerabat sambil menikmati suasana Malang yang tenang dan pemandangan alam Bromo yang sedang hijau-hijaunya.
Kembali ke Jakarta-bogor aku merasakan cukup fresh dan sepertinya siap untuk menghadapi rutinitas ku kembali. Tapi ternyata setelah kembali ke kantor segala ketidak nyamanan itu kembali menyergapku. Apakah memang sudah waktunya aku untuk mengembangkan sayapku dan terbang ke tempat lain?