Showing posts with label friendship. Show all posts
Showing posts with label friendship. Show all posts

Wednesday, January 13, 2010

Dalam Doa


Aku mencintainya Tuhan
karenanya aku membebaskan dirinya
Kubiarkan dia membubung
melewati batas langit tertinggi
Kubiarkan dia menyelam
Melewati batas lubuk terdalam

Aku mencintainya Tuhan
karenanya berikan aku kekuatan
untuk membebaskan diriku
dari segala rasa yang membakarku
Berikan kesabaran
untuk memberikan diriku kesempatan dicintai juga olehnya

Aku mencintainya Tuhan
Karenanya berikan kami waktu
untuk sama-sama menyadari arti diri
Berikan kami kejujuran
agar tak saling menyakiti
Berikan kami keikhlasan
agar tak saling mengikat hati

Aku mencintainya Tuhan
Karenanya berikan dia keberanian untuk menghadapi yang tanda Tanya
Berikan dia pemahaman bahwa malam akan menjadi indah bila bulan meneranginya
Bahwa mawar mempunyai duri yang melindunginya
Bahwa rumput liar mempunyai embun yang menyegarkannya
Bahwa ombak mempunyai pantai yang menyambutnya
Bahwa dibalik hitam ada putih yang menyempurnakannya

Tapi sesungguhnya, ya Tuhanku
Cinta adalah milik-Mu seorang
Maka aku bersimpuh dihadapan-Mu, memohon pada-Mu
untuk memberikan sepotong cinta
dan membagi belahannya Padaku dan Padanya

~suatu masa ketika cinta menyapa~


Puisi ini selalu kubaca pada hari kelahiranku. Tadinya kupikir puisi ini tentang seorang laki-laki yang pernah kucintai, tapi ternyata puisi ini adalah tentang "cinta". Cinta menurut versiku tentunya.
Hari ini kucapai angka 30 pada umurku. Wow! I kinda feel old... but what is age compare to life that we live?

Pastinya di tiap hari ulang tahun kita akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan, pilihan-pilihan ataupun janji2 yang telah kita buat baik pada diri kita sendiri maupun pada org lain. Aku sendiri sebelumnya selalu merasa resah ketika hari kelahiranku akan menjelang. Merasa masih berhutang pada diri sendiri karena ada hal-hal yang belum bisa tercapai ketika usia makin bertambah.
Kali ini semua agak sedikit berbeda. Mungkin karena sebagai manusia aku sudah sedikit naik kelas dari segi kematangan dan kedewasaan, semoga...
Kali ini ku merasa lebih tenang dan santai. Tidak ada rasa seperti diburu atau keresahan karena kegagalan2 yang kualami.


Hari kelahiran yang kulewati dengan sederhana. Dimulai dengan telepon dari yang tersayang tepat saat jam bergeser dari pukul 12 malam tadi. Ucapan selamat dengan disertai doa sederhana, semoga ku tetap sehat & bahagia, serta kita tetap bisa sama-sama pada masa-masa yg akan datang... Tak lupa akupun mengirimkan doa pada sang Pencipta untuk apa-apa yang kuharapkan.
Pagi-paginya kubuka Facebook yang sudah berisi banyak sekali ucapan selamat dari teman-temanku. Memang efektif sekali site ini utk mempraktiskan banyak hal. Terharu... lalu datang telpon dari salah satu karibku, Dway, mengucapkan selamat yg diteruskan dengan obrolan panjang... haha... selalu begitu kalo sama dia memang.
Diakhiri dengan janji dia akan mengunjungiku ke Bogor...
Maka selesai sudah ceremony hari lahirku yang ke 30 ini.
Rasa syukurku untuk semua hal yang telah dilimpahkan pada diriku. Keluarga yang sehat dan selalu dalam lindungan-Nya, teman-teman yang peduli dan menyayangiku, seorang kekasih yang sangat mencintaiku... Dengan itu semua, aku bisa katakan bahwa hidupku pada dasarnya bahagia. Semoga ku bisa menikmati kebahagiaan ini. Amin...

~photo 1: me & mike @ Ngliyep beach
~photo 2: me panning left (photo by: Mba Dian-Malang)
~photo 3: me, Nita, Hera, Awin @ Langkawi-MY
~photo 4: me & tita @Train in KL-MY
~photo 5: me & 1001buku friends @Kebalen

Wednesday, December 30, 2009

New years is ahead... HAPPY NEW YEAR...!!!


Happy New Year... Hope we all stil have fresh air to breath, green grass to walk on, sunny day to enjoy, and of course each other to enjoy some more cup of good coffee and nice conversation...

Tuesday, December 29, 2009


“There are memories & there are places
There are warms feeling & there are people
But, sometimes in life…
We come by something that has all of these in one
Something that makes us feel good
Something we always want to come back to
Something we can call “Paradiso”


Tahun ini adalah tahun yang begitu berarti buatku. Bukannya ingin melemahkan arti tahun2 lainnya.
Di Tahun ini genap setahun aku merajut harapan bersama seorang laki-laki yang begitu sempurna untukku. Sempurna bukan berarti tanpa hambatan dan tantangan. Hubungan yang dibangun dari kesadaran diri akan kekurangan dan kekaguman akan satu sama lain. Hubungan yang dimulai dari langkah pertama dan terus berlanjut ke langkah-langkah berikut yang begitu sarat makna. Walaupun perjalanan kami belum sampai pada tujuan, tapi kami menikmati tiap-tiap detiknya.
Tahun ini juga merupakan tahun yang cukup berat dalam pekerjaanku. Pekerjaan yang cukup kusukai sebetulnya. Tapi, ketika semua harus berbenturan dengan system yang belum tertata, organisasi yang kurang baik komunikasinya dan hal-hal lain yang tidak dapat aku toleransi lagi. Hal ini cukup membuat syaraf-syaraf otak dan ketenangan jiwa yang sangat kuinginkan terjaga menjadi sangat terganggu. Kalau orang bilang “bikin stress”.
Ketika himpitan pekerjaan ini membuatku ingin meledak, aku mengirimkan sms ke seorang kerabat di Malang yang berisi keinginanku untuk mendapatkan masa menenangkan diri. Aku mendapatkan sms jawaban yang berbunyi,
“Sudah, ga usah pake mikir, berangkat aja sekarang, ga usahmikir akomodasi selama di Malang.”
Ada rasa haru dalam dada, menyadari bahwa masih ada kerabat yang peduli dan memahami kesusahanku. Kuakui bahwa selama aku bekerja di Bogor aku memang sangat jarang aktif dalam komunitas yang selama ini memang menjadi salah satu balance dalam keseharianku. Terjerat dalam rutinitas yang cukup intens baik secara fisik maupun mental membuatku kelelahan. Aku menyadari terjadi perubahan dalam diriku yang bagiku sangat tidak baik.
Setelah mengabarkan ke sayangku yang tengah liputan di timur Kalimantan, akupun mulai mencari tiket. Inginnya masih dapat tiket pesawat, tetapi ternyata sudah habis. Aku cek Gajayana tiketnya melambung ke angka 370rb, mungkin karena long weekend. Hampir saja rencanaku gagal, kalau tidak karena kawan yang secara tidak sengaja kontak bersedia menemaniku naik kereta ekonomi Matar Maja.
Maka meluncurlah kami ke Malang ari stasiun Senen pukul 14.00 dengan sarana angkutan rakyat. Sebetulnya angkutan kereta ini bisa dibilang cukup untuk kami yang terbiasa backpacking dan menempatkan kenyamanan di nomer sekian dalam perjalanan yg kami lakukan. Mendapatkan gerbong paling belakang menyatu dengan penumpang-penumpang lain yg kebanyakan adalah pekerja kasar di Jakarta. Pastinya bisa dibayangkan bagaimana mereka memperlakukan kereta murah meriah ini (harga karcisnya Rp.51.000,-). Mereka makan, merokok, tidur, pokonya semuanya bisa dilakukan dengan merdeka di dalam gerbong kereta. Belum lagi pedagang asongan yang lalu lalang menjajakan jualannya dari makanan kecil, kopi, pop mie, sampai ke kipas, penganan utk oleh2, pipa rokok, pokoknya komplit deh.
Pengennya sih bisa istirahat selama perjalanan, tapi dengan begitu banyak gangguan, maka Cuma tidur-tidur ayam yg bisa kulakukan. Berbeda dengan teman seperjalananku yang memang cukup bisa membiasakan diri untuk tidur dimanapun dan dalam kondisi apapun. Saya cukup iri melihat dia dapat tidur dengan enaknya.


Dua hari liburan di Malang kami isi dengan ngopi, ngobrol-ngobrol ringan, bertemu kawan-kawan, menikmati sunrise di Bromo, ngopi sambil kongkow lagi. Memang inilah yang kuharapkan untuk liburan kali ini. A real getaway dari segala kelelahan yang kurasakan. Kami sangat menikmati liburan yang begitu santai dan tidak ter-jadwal ini. Yang terpenting adalah menghabiskan waktu bersama kerabat sambil menikmati suasana Malang yang tenang dan pemandangan alam Bromo yang sedang hijau-hijaunya.
Kembali ke Jakarta-bogor aku merasakan cukup fresh dan sepertinya siap untuk menghadapi rutinitas ku kembali. Tapi ternyata setelah kembali ke kantor segala ketidak nyamanan itu kembali menyergapku. Apakah memang sudah waktunya aku untuk mengembangkan sayapku dan terbang ke tempat lain?