Wednesday, December 30, 2009

New years is ahead... HAPPY NEW YEAR...!!!


Happy New Year... Hope we all stil have fresh air to breath, green grass to walk on, sunny day to enjoy, and of course each other to enjoy some more cup of good coffee and nice conversation...

Tuesday, December 29, 2009


“There are memories & there are places
There are warms feeling & there are people
But, sometimes in life…
We come by something that has all of these in one
Something that makes us feel good
Something we always want to come back to
Something we can call “Paradiso”


Tahun ini adalah tahun yang begitu berarti buatku. Bukannya ingin melemahkan arti tahun2 lainnya.
Di Tahun ini genap setahun aku merajut harapan bersama seorang laki-laki yang begitu sempurna untukku. Sempurna bukan berarti tanpa hambatan dan tantangan. Hubungan yang dibangun dari kesadaran diri akan kekurangan dan kekaguman akan satu sama lain. Hubungan yang dimulai dari langkah pertama dan terus berlanjut ke langkah-langkah berikut yang begitu sarat makna. Walaupun perjalanan kami belum sampai pada tujuan, tapi kami menikmati tiap-tiap detiknya.
Tahun ini juga merupakan tahun yang cukup berat dalam pekerjaanku. Pekerjaan yang cukup kusukai sebetulnya. Tapi, ketika semua harus berbenturan dengan system yang belum tertata, organisasi yang kurang baik komunikasinya dan hal-hal lain yang tidak dapat aku toleransi lagi. Hal ini cukup membuat syaraf-syaraf otak dan ketenangan jiwa yang sangat kuinginkan terjaga menjadi sangat terganggu. Kalau orang bilang “bikin stress”.
Ketika himpitan pekerjaan ini membuatku ingin meledak, aku mengirimkan sms ke seorang kerabat di Malang yang berisi keinginanku untuk mendapatkan masa menenangkan diri. Aku mendapatkan sms jawaban yang berbunyi,
“Sudah, ga usah pake mikir, berangkat aja sekarang, ga usahmikir akomodasi selama di Malang.”
Ada rasa haru dalam dada, menyadari bahwa masih ada kerabat yang peduli dan memahami kesusahanku. Kuakui bahwa selama aku bekerja di Bogor aku memang sangat jarang aktif dalam komunitas yang selama ini memang menjadi salah satu balance dalam keseharianku. Terjerat dalam rutinitas yang cukup intens baik secara fisik maupun mental membuatku kelelahan. Aku menyadari terjadi perubahan dalam diriku yang bagiku sangat tidak baik.
Setelah mengabarkan ke sayangku yang tengah liputan di timur Kalimantan, akupun mulai mencari tiket. Inginnya masih dapat tiket pesawat, tetapi ternyata sudah habis. Aku cek Gajayana tiketnya melambung ke angka 370rb, mungkin karena long weekend. Hampir saja rencanaku gagal, kalau tidak karena kawan yang secara tidak sengaja kontak bersedia menemaniku naik kereta ekonomi Matar Maja.
Maka meluncurlah kami ke Malang ari stasiun Senen pukul 14.00 dengan sarana angkutan rakyat. Sebetulnya angkutan kereta ini bisa dibilang cukup untuk kami yang terbiasa backpacking dan menempatkan kenyamanan di nomer sekian dalam perjalanan yg kami lakukan. Mendapatkan gerbong paling belakang menyatu dengan penumpang-penumpang lain yg kebanyakan adalah pekerja kasar di Jakarta. Pastinya bisa dibayangkan bagaimana mereka memperlakukan kereta murah meriah ini (harga karcisnya Rp.51.000,-). Mereka makan, merokok, tidur, pokonya semuanya bisa dilakukan dengan merdeka di dalam gerbong kereta. Belum lagi pedagang asongan yang lalu lalang menjajakan jualannya dari makanan kecil, kopi, pop mie, sampai ke kipas, penganan utk oleh2, pipa rokok, pokoknya komplit deh.
Pengennya sih bisa istirahat selama perjalanan, tapi dengan begitu banyak gangguan, maka Cuma tidur-tidur ayam yg bisa kulakukan. Berbeda dengan teman seperjalananku yang memang cukup bisa membiasakan diri untuk tidur dimanapun dan dalam kondisi apapun. Saya cukup iri melihat dia dapat tidur dengan enaknya.


Dua hari liburan di Malang kami isi dengan ngopi, ngobrol-ngobrol ringan, bertemu kawan-kawan, menikmati sunrise di Bromo, ngopi sambil kongkow lagi. Memang inilah yang kuharapkan untuk liburan kali ini. A real getaway dari segala kelelahan yang kurasakan. Kami sangat menikmati liburan yang begitu santai dan tidak ter-jadwal ini. Yang terpenting adalah menghabiskan waktu bersama kerabat sambil menikmati suasana Malang yang tenang dan pemandangan alam Bromo yang sedang hijau-hijaunya.
Kembali ke Jakarta-bogor aku merasakan cukup fresh dan sepertinya siap untuk menghadapi rutinitas ku kembali. Tapi ternyata setelah kembali ke kantor segala ketidak nyamanan itu kembali menyergapku. Apakah memang sudah waktunya aku untuk mengembangkan sayapku dan terbang ke tempat lain?